Minggu, 06 April 2014

Sejarah Singkat KH. Hamzah Manguluang

Seorang ulama sekaligus murid langsung dari Guru besar kita KH. Muhammad As’ad, beliau kelahiran sulawesi selatan tepatnya di kota sengkang atau callaccu pada tahun  1925. Menikahi seorang perempuan yang bernama Syamsiah Akib pada 8 september 1948 dan di karuniai 8 orang anak. Anak pertamanya lahir pada tahun 1956 dan anak terakhirnya lahir pada tahun 1973 dan adapun anak ke enamnya lahir di atas kapal gunug jati pada saat perjalanan ibadah haji.
Ke Istimewaan KH. Hamzah Manguluang
KH. Hamza Manguluang mutalaqqih (Mengaji) pada Guru besar KH. Muhammad As’ad pada saat masih kecil, namun kendati umur beliau yang masih tergolong anak kecil beliau sudah menghafal Alfia pada Guru besar KH Muhammad As’ad, bahkan menurut cerita dari murid langsung dari KH Hamza Manguluang (KH. Amin Zakariyah) beliau pada saat itu hanya menghafal saja, tampa mengetahui makna dan tujuan menghafal Alfiah, bahkan sampai sudah menghafal 1000 bait Alfia beliau belum memahami tujuan menhafalanya, nanti setelah beliau duduk di bangku tsanawiyah beliau di jelaskan oleh Guru Besar KH Muhammad As’ad tujuan menghafal Alfiah.
KH. Hamza Manguluang tergolong murid yang cerdas, bahkan di antara murid Guru Besar KH. Muhammad As’ad seperti KH. Hamza Badwi, KH Abdul Malik, KH. Yunus Martang, KH. Jafar dll, beliau yang paling kuat hafalanya, bahkan sampai pada usia remajanya beliaupun menjadi sekertaris Guru Besar KH. Muhammad As’ad, beberapa pekerjaan yang biasa di amanahkan kepada beliau adalah menulis karangan dari Guru Besar KH. Muhammad As’ad, bahkan beliau tidak di ragukan dalam menulis buku, menterjemahkan Al-Qur’an ataupun mensyarah kitab. Beberapa karya tulis beliau seperti “Riwayatku dan Riwayat Guru Besar KH. M. As’ad” masih banyak di cari sampai sekarang, bahkan terjemahan Al-Qur’an kedalam bahasa bugis 30 Juz mendapat pengakuan dari dari beberapa gurunya termasuk KH. Daud Ismail perna mengatakan “ Saya tidak perna menjumpai terjemahan Al-qur’an 30 Juz ke dalam bahasa bugis sebagus terjemahan saudara saya Hamza Manguluang ” bahkan prestasi yang lebih mengagumkan lagi dari beliau adalah beliau mampu mensyarah kitab Kaukabul Munir, dan sampai sekarang kitab tersebut masih di cari oleh para penggali sejarah.
 Bahkan pada saat masih duduk di bangku tsanawiyah keilmuan beliau sudah di akui bahkan sudah di kategorikan ulama muda sampai pada saat beliau menghabiskan masa masa tuanya dengan menyebarkan dakwa dan membuka pengajian pengajian umum di beberapa mesjid.
Pada zaman penjajahan Jepang, MAI ditutup tetapi mata pelajaran Madrasah dipelajari di Mesjid Jami Sengkang, tahun 1944 – 1945. penduduk kota sengkang menyingkir ke luar kota, maka KH. Hamza Manguluang bersama guru besar KH. Muhammad As'ad bersama keluarganya menyingkir ke kampung Baru Orai, tidak lama kemudian menyingkir ke Pallae, salah satu kampung disebelah selatan barat daya kota sengkang, sekitar 2 km di situlah KH. Hamzah Manguluang bersama-sama dengan murid-muridnya yang tidak kembali ke kampungnya belajar kepada guru besar KH. M. As'ad dan menghafal Alfiah kurang lebih 500 bait. Setelah Indonesia dinyatakan merdeka tahun 1945, MAI dibuka kembali, dan dilanjutkan alfiah sampai akhirnya.
Dan Guru besar KH. Muhammad As’ad  ketika itu menunjuk KH. Hamza Manguluang untuk mengajar pada tingkat ibtidaiyah pada tahun  1946. tetapi beliau tetap mengikuti pondok pesantren yang diajar langsung  oleh guru besar kita KH. Muhammad As'ad sampai wafatnya (29 Desember 1952).
Adapun kitab-kitab yang pernah saya pelajari dari Guru Besar KH. M .As’ad antara lain :
Alfiyah Mulammimah, Kaelahi, Qawaidullughah Syarhu alfiyah (Syarh ibnu Aqil), Bukhari, Riyadhus Shalihin Qurtuby, Bulugul Maram, Aljalaalaini, albaedhawy, Ash Shaawy, Mughy, Fathul Muin, Tanwirul Qulub, Muzhatu Nazhar, Al-Baequniy, Muhazzab, Kaukabul Munir, Tuhfatul Faqir, isagujiy, Assulam, almallawiy,  Qawaidul Arabiyah, Syarhul Hikam, alhusunul Hamidiyah, Muhtarul Ahadits, Miftahul Hitabah, Baafaddal, arrudiy, dan lain-lain.

Hubungan dengan toko toko ulama lain seperti : Jalaluddin Akbar Al-husaini, Datuk Sulaiman, Lasangkuru, KH Hamza Badwi, Prof. Abdurrahman Musa adalah meneruskan ajaran agama islam di sulawesi selatan terkhusus di wajo dari masa ke masa, seperti hubunganya dengan Jalaluddin Akbar Al-husaini yang pertama kali datang ke sulawesi selatan membawa agama islam dan setelah wafatnya beliau kemudian di lanjutkan oleh ulama lain seperti Datuk Sulaiman, Lasangkuru dll. Bisa di katakan pada masanya para ulama yang di sebutkan tadi masing masing menyebarkan agama islam di sulawesi selatan dengan tempat berbeda dan masa yang berbeda, dan terus di wariskan amanah menyebarkan ajaran agama islam kepada generasi ulama penerus dari mereka, seperti jalaluddin  Akbar Al-husaini yang setelah wafatnya, perjuangan dakwanya di lanjutkan oleh generasi penerusnya seperti Datuk Sulaiman, lasangkur dan terus bersambung sampai ke masa Guru Besar KH. M. As’ad dan setelah wafatnya beliau, perjuanganya menyebarkan agama islam di lanjutkan oleh murid muridnya seperti KH. Hamza Manguluang di Sengkang, KH. Abdul Malik di belawa, KH. Yunus Martang di Sengkang dan KH. Jafar di Soppeng, serta KH. Hamza Badwi dan terus bersambung ke generasi selanjutnya Prof. Abdurahman Musa dan terus sampai generasi selanjutnya. Kaitan tokoh ulama yang di sebutkan di atas saling berhubungan dan bersambung dengan ulama ulama penerus, bertujuan agar penyebaran agama islam tidak berhenti sampai datangnya hari kiamat nanti.
Riwayat Pendidikan, dan Pekerjaan KH. Hamza Manguluang
a.      Pendidikan
1.      Cabang Al-azhar 1936
2.      VOLK School/ LADEBAU School 1938
3.      Madrasah Ibtidaiyah 1947
4.      Madrasah Tsanawiyah 1950
5.      Madrasah Aliyah 1952
b.      Riwayat Pekerjaan
·         Guru MAI 1946
·         Penerangan Agama Polisi 1955
·         Guru Agama Honorer di SD 1954/1959
·         Wakil Ketua PA Sengkang 1984, 1960
·         Guru Pengajian / Pesantren :
·         Masjid Jami Sengkang 1948
·         Masjid Raya Sengkang 1956
·         Masjid Lompo 1960
·         Masjid Nurul As'adiyah Callaccu 1960 d
·         Dan beberapa mesjid di ujung pandang 1984 / 1987, antara lain :
o   Nurul Amal
o   Fatimah
o   Ittiha Adul Jamaah
o   Ar-Rahman
o   Al-Wahyu
o   Nurul Mustaqiem
o   Mesjid Raya Ujung Pandang
o   At-Taqwa.
·         Guru Agama Negeri Depag Kabupaten Wajo 1959 / 1986.
Beberapa tulisan KH. Hamza Manguluang di antaranya :
·         Cara-cara sembahyang
·         Doa Penting
·         Wasiyah Berharga
·         Terjemah Al-Qur'an dalam tempo 1 tahun 2 bulan 2 hari. 30 Jus
·         Sembahyang Jamaah
·         Sejarah KH. Muhammad As'ad
·         Waqaf

·         Wasiat

Refrensi : Wawancara dengan Murid KH. Hamzah Manguluang (KH. Amin Zakariyah) , Buku Tulisan KH Hamza Manguluang " Riwayatku dan Riwayat Guru Besar KH. M. As'ad.

Ridwan Salam " Mahasiswa Sekolah Tinggi As'adiyah (STAI As'adiyah) Sengkang