Sejarah
Singkat KH. Hamzah Manguluang
Seorang
ulama sekaligus murid langsung dari Guru besar kita KH. Muhammad As’ad, beliau
kelahiran sulawesi selatan tepatnya di kota sengkang atau callaccu pada
tahun 1925. Menikahi seorang perempuan yang
bernama Syamsiah Akib pada 8 september 1948 dan di karuniai 8 orang anak. Anak
pertamanya lahir pada tahun 1956 dan anak terakhirnya lahir pada tahun 1973 dan
adapun anak ke enamnya lahir di atas kapal gunug jati pada saat perjalanan
ibadah haji.
Ke Istimewaan KH. Hamzah Manguluang
KH.
Hamza Manguluang mutalaqqih (Mengaji) pada Guru besar KH. Muhammad As’ad pada
saat masih kecil, namun kendati umur beliau yang masih tergolong anak kecil
beliau sudah menghafal Alfia pada Guru besar KH Muhammad As’ad, bahkan menurut
cerita dari murid langsung dari KH Hamza Manguluang (KH. Amin Zakariyah) beliau
pada saat itu hanya menghafal saja, tampa mengetahui makna dan tujuan menghafal
Alfiah, bahkan sampai sudah menghafal 1000 bait Alfia beliau belum memahami
tujuan menhafalanya, nanti setelah beliau duduk di bangku tsanawiyah beliau di
jelaskan oleh Guru Besar KH Muhammad As’ad tujuan menghafal Alfiah.
KH.
Hamza Manguluang tergolong murid yang cerdas, bahkan di antara murid Guru Besar
KH. Muhammad As’ad seperti KH. Hamza Badwi, KH Abdul Malik, KH. Yunus Martang,
KH. Jafar dll, beliau yang paling kuat hafalanya, bahkan sampai pada usia
remajanya beliaupun menjadi sekertaris Guru Besar KH. Muhammad As’ad, beberapa
pekerjaan yang biasa di amanahkan kepada beliau adalah menulis karangan dari Guru
Besar KH. Muhammad As’ad, bahkan beliau tidak di ragukan dalam menulis buku,
menterjemahkan Al-Qur’an ataupun mensyarah kitab. Beberapa karya tulis beliau
seperti “Riwayatku dan Riwayat Guru Besar KH. M. As’ad” masih banyak
di cari sampai sekarang, bahkan terjemahan Al-Qur’an kedalam bahasa bugis 30
Juz mendapat pengakuan dari dari beberapa gurunya termasuk KH. Daud Ismail
perna mengatakan “ Saya tidak perna menjumpai terjemahan Al-qur’an 30 Juz ke
dalam bahasa bugis sebagus terjemahan saudara saya Hamza Manguluang ” bahkan
prestasi yang lebih mengagumkan lagi dari beliau adalah beliau mampu mensyarah
kitab Kaukabul Munir, dan sampai sekarang kitab tersebut masih di cari oleh
para penggali sejarah.
Bahkan pada saat masih duduk di bangku
tsanawiyah keilmuan beliau sudah di akui bahkan sudah di kategorikan ulama muda
sampai pada saat beliau menghabiskan masa masa tuanya dengan menyebarkan dakwa dan
membuka pengajian pengajian umum di beberapa mesjid.
Pada zaman penjajahan Jepang, MAI ditutup
tetapi mata pelajaran Madrasah dipelajari di Mesjid Jami Sengkang, tahun 1944 –
1945. penduduk kota sengkang menyingkir ke luar kota, maka KH. Hamza Manguluang
bersama guru besar KH. Muhammad As'ad bersama keluarganya menyingkir ke kampung
Baru Orai, tidak lama kemudian menyingkir ke Pallae, salah satu kampung
disebelah selatan barat daya kota sengkang, sekitar 2 km di situlah KH. Hamzah Manguluang bersama-sama dengan murid-muridnya yang tidak kembali ke kampungnya belajar
kepada guru besar KH. M. As'ad dan menghafal Alfiah kurang lebih 500 bait. Setelah
Indonesia dinyatakan merdeka tahun 1945, MAI dibuka kembali, dan dilanjutkan
alfiah sampai akhirnya.
Dan Guru besar KH. Muhammad As’ad ketika itu menunjuk KH. Hamza Manguluang
untuk mengajar pada tingkat ibtidaiyah pada tahun 1946. tetapi beliau tetap mengikuti pondok
pesantren yang diajar langsung oleh guru
besar kita KH. Muhammad As'ad sampai wafatnya (29 Desember 1952).
Adapun kitab-kitab yang pernah saya pelajari
dari Guru Besar KH. M .As’ad antara lain :
Alfiyah Mulammimah, Kaelahi, Qawaidullughah
Syarhu alfiyah (Syarh ibnu Aqil), Bukhari, Riyadhus Shalihin Qurtuby, Bulugul
Maram, Aljalaalaini, albaedhawy, Ash Shaawy, Mughy, Fathul Muin, Tanwirul
Qulub, Muzhatu Nazhar, Al-Baequniy, Muhazzab, Kaukabul Munir, Tuhfatul Faqir,
isagujiy, Assulam, almallawiy, Qawaidul
Arabiyah, Syarhul Hikam, alhusunul Hamidiyah, Muhtarul Ahadits, Miftahul
Hitabah, Baafaddal, arrudiy, dan lain-lain.
Hubungan dengan toko toko ulama lain seperti :
Jalaluddin Akbar Al-husaini, Datuk Sulaiman, Lasangkuru, KH Hamza Badwi, Prof.
Abdurrahman Musa adalah meneruskan ajaran agama islam di sulawesi selatan
terkhusus di wajo dari masa ke masa, seperti hubunganya dengan Jalaluddin Akbar
Al-husaini yang pertama kali datang ke sulawesi selatan membawa agama islam dan
setelah wafatnya beliau kemudian di lanjutkan oleh ulama lain seperti Datuk
Sulaiman, Lasangkuru dll. Bisa di katakan pada masanya para ulama yang di
sebutkan tadi masing masing menyebarkan agama islam di sulawesi selatan dengan
tempat berbeda dan masa yang berbeda, dan terus di wariskan amanah menyebarkan
ajaran agama islam kepada generasi ulama penerus dari mereka, seperti
jalaluddin Akbar Al-husaini yang setelah
wafatnya, perjuangan dakwanya di lanjutkan oleh generasi penerusnya seperti
Datuk Sulaiman, lasangkur dan terus bersambung sampai ke masa Guru Besar KH. M.
As’ad dan setelah wafatnya beliau, perjuanganya menyebarkan agama islam di
lanjutkan oleh murid muridnya seperti KH. Hamza Manguluang di Sengkang, KH.
Abdul Malik di belawa, KH. Yunus Martang di Sengkang dan KH. Jafar di Soppeng,
serta KH. Hamza Badwi dan terus bersambung ke generasi selanjutnya Prof.
Abdurahman Musa dan terus sampai generasi selanjutnya. Kaitan tokoh ulama yang
di sebutkan di atas saling berhubungan dan bersambung dengan ulama ulama
penerus, bertujuan agar penyebaran agama islam tidak berhenti sampai datangnya
hari kiamat nanti.
Riwayat Pendidikan, dan Pekerjaan KH. Hamza
Manguluang
a. Pendidikan
1.
Cabang Al-azhar 1936
2.
VOLK School/ LADEBAU School 1938
3.
Madrasah Ibtidaiyah 1947
4.
Madrasah Tsanawiyah 1950
5.
Madrasah Aliyah 1952
b.
Riwayat
Pekerjaan
·
Guru MAI 1946
·
Penerangan Agama Polisi 1955
·
Guru Agama Honorer di SD 1954/1959
·
Wakil Ketua PA Sengkang 1984, 1960
·
Guru Pengajian / Pesantren :
·
Masjid Jami Sengkang 1948
·
Masjid Raya Sengkang 1956
·
Masjid Lompo 1960
·
Masjid Nurul As'adiyah Callaccu 1960 d
·
Dan beberapa mesjid di ujung pandang 1984 /
1987, antara lain :
o
Nurul Amal
o
Fatimah
o
Ittiha Adul Jamaah
o
Ar-Rahman
o
Al-Wahyu
o
Nurul Mustaqiem
o
Mesjid Raya Ujung Pandang
o
At-Taqwa.
·
Guru Agama Negeri Depag Kabupaten Wajo 1959 /
1986.
Beberapa tulisan KH. Hamza Manguluang di
antaranya :
·
Cara-cara sembahyang
·
Doa Penting
·
Wasiyah Berharga
·
Terjemah Al-Qur'an dalam tempo 1 tahun 2 bulan
2 hari. 30 Jus
·
Sembahyang Jamaah
·
Sejarah KH. Muhammad As'ad
·
Waqaf
·
Wasiat
Refrensi : Wawancara dengan Murid KH. Hamzah Manguluang (KH. Amin Zakariyah) , Buku Tulisan KH Hamza Manguluang " Riwayatku dan Riwayat Guru Besar KH. M. As'ad.
Ridwan Salam " Mahasiswa Sekolah Tinggi As'adiyah (STAI As'adiyah) Sengkang